Laman

Rabu, 16 Maret 2011

Jambore dan Perubahan Perilaku: "Tetap Bertahan Walaupun Kekurangan"


Pewawancar a: Hendy Hermawan
Fotografer: Dadang Supriatna
Wawancara dengan Mohammad Masduki
Ketua Kwartir Daerah gerakan Pramuka Jawa Barat
Alamat : Jl. Cikutra 7216391
Tanggal : 10 Maret 2006
Pukul : 10.00 – 11.00 wib
di Bandung     


Prinsip-prinsipnya isi kebijakan tata ruang mencakup perencanaan, pemafaatan dan pengendalian pembangunan fisik, ekonomi, sosial dan budaya. Sebagaian besar didominasi oleh oleh ketentuan pengendalian yang melibatkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat. Namun demikian hambatan yang paling besar adalah sosialisasi kebijakan tata ruang berserta nilai-nilai dasar yang bisa masuk ke seluruh lapisan masyarakat.

Dengan demikian, secara sekilas menjadi sebuah kejelasan bahwa kondisi lingkungan dan tata ruang sangat dipengaruhi oleh perilaku manusianya. Sedangkan perilaku sangat dipengaruhi oleh pemahaman yang diterima oleh setiap individu dalam masyarakat.
Salah satu wadah yang telah kuat mengakar terutama dalam membina generasi muda.adalah Pramuka. Maka tak diragukan lagi manfaatnya  manakala suatu saat kegiatan Pramuka  masuk kepada koridor  pendidikan yang mengetengahkan upaya  memasyarakatkan pemahaman akan kondisi lingkungan dan penataan ruang, khususnya di Jawa Barat dimana masalah ini termasuk yang memprihatinkan semua fihak. Untuk itulah, Kontributor Hendy Hermawan dan Dadang Supriatna menemui Drs. H. Mohammad Masduki, M.Si., ketua Kwartir Daerah Jawa Barat. Yang sedang mempersiapkan hajatan besar “Jambore Nasional “ yang akan diselenggarakan di Jatinangor  Sumedang bulan juni mendatang.

Ditengah  pengabdian seorang warga negara pada bangsa dan negaranya yang diyakini sebagai sebuah hak  sekaligus kewajiban tanpa pandang bulu walaupun tanpa gaji. Akan terbersit sebuah pertanyaan dalam benak kita  apakah masih rasional di masa sekarang sebuah pembinaan menuju terciptanya pemahaman dan perilaku manusia Indonesia yang baik, tanpa sebuah reward sedikitpun? Menurut Masduki, walaupun dengan segala macam kekurangan dan sebagainya, untuk sebuah pekerjaan yang sangat berat, yaitu  membina (alam pemikiran dan prilaku) masyarakat. para pembina itu tetap bertahan....Jaya pramuka !!! Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana pandangan Anda mengenai hubungan pramuka dengan pembangunan ekologi yang berkonsep pada pembangunan berkelanjutan?

Saya kira benar, kalau berbicara masalah pembinaan pramuka itu tidak terlepas dari prinsip dasar pramuka itu sendiri. Jadi kalau berbicara prinsip dasar, ada struktur ideal. Pertama, kepedulian pada dirinya. Kalau semua orang ikut peduli terhadap dirinya, tidak
ada seorangpun yang dirinya akan menjadi orang yang tidak baik, yang tidak beruntung. Tapi kalau dia sudah peduli terhadap dirinya, minimal dia akan berusaha untuk membina diri yang kemudian kembali kepada kemandirian. Pertama peduli dulu, kalau seumpama
dirinya sendiri tidak peduli kepada dirinya, jangan harap orang lain juga peduli. Karena “kalau Saya peduli pada pak Hendy, tapi pak Hendy sendiri tidak mau peduli pada dirinya, sok mau pake baju enggak mau pake” ya enggak akan bisa. Prinsip dasar peduli
terhadap lingkungan, ada di dalamnya. kalau berbicara masalah ekologi dan sebagainya, memang sudah jadi prinsip dasar dari kepramukaan, Peduli terhadap lingkungan. Peduli terhadap masyarakat, terhadap negara, terhadap bangsa.  Berbicara masalah ekologi dan sebagainya, sudah dididik, dibina supaya si anak itu betul-betul memahami terhadap lingkungannya, terhadap dirinya, terhadap masyarakatnya, terhadap negaranya, terhadap bangsanya. Tentunya kita sudah bisa memilah-milah mana yang baik mana yang tidak,  terhadap dirinya, terhadap lingkungan. Kita sepakat lah lingkungan yang buruk itu diakibatkan karena tidak ada kepedulian dari diri kita. Karena apa? Karena dia mungkin hanya mementingkan kepada hal-hal yang secara pribadi, keuntungan pribadi saja, tapi tidak melihat kepada lingkungan yang lebih besar. Umpamanya dalam rangka pelestarian lingkungan dimana banyak perusakan hutan. Yang mestinya ditanami, tidak ditanami mestinya dipelihara, tidak dipelihara. Nah, itu saya kira kepedulian terhadap lingkungan kalau berbicara masalah ekologi.


Bagaimana agar pramuka yang mempunyai kewajiban itu dapat menularkan kepedulian kepada masyarakat?

Ya, itu yang saya katakan. Peduli terhadap dirinya, peduli terhadap lingkungan, peduli terhadap masyarakat, negara dan bangsanya. Jadi kalau menurut pikiran dia sendiri bahwa ada yang positif, itukan tidak dimiliki oleh dia sendiri. Dia berusaha untuk bagaimana caranya, mengestafetkan kepada lingkungannya. Umpamanya memberikan petunjuk, memberikan saran, katakan lah membawa mereka bersama-sama membuat satu kelakuan baik. Jadi ada unsur yang pertama, sesuai dengan tingkatan dari pramuka. Karena pramuka itu ada beberapa tingkatan. Mulai dari siaga, kemudian penggalang, penegak, pandega sampai kapada pembina. Kewajiban pembina itu lah memberikan bimbingan. Untuk tingkat siaga, lebih kepada pengenalan untuk usia yang paling kecil, yaitu delapan sampai sepuluh tahun. Untuk penggalang, yang sekarang akan melaksanakan jambore, usianya mulai dari 11 tahun sampai 15 tahun, kemudian yang penegak 16 sampai 20 tahun, dan pandega itu 21 sampai 25 tahun. Nah disitu, akan nampak jenjang pembinaannya. Tapi pada dasarnya para pembina itu memberikan pembinaan, memberikan pendidikan yang sifatnya lebih terbuka.
Gerakan pramuka adalah lembaga pendidikan yang dilaksanakan di alam terbuka, di luar rumah dan di luar sekolah. Jadi mereka mengikuti kegiatan-kegiatan yang sifatnya lebih di alam terbuka. Dan itu lebih kepada contoh-contoh yang tidak lagi teoritis tapi praktis.



Adakah suatu tahapan khusus, untuk menanamkan kemandirian?

Itu bermacam-macam. Seperti kalau umpamanya untuk siaga, itu betul-betul dalam lingkungan yang kecil, dia baru tahu sampai pada tahap pengenalan, umpamanya diberikan petunjuk. Contoh kongkrit dalam rangka penghijauan, mulai diperkenalkan kepada tanam-tanaman yang ada dilingkungannya. kemudian bagaimana cara dia memelihara supaya pohon-pohon ini bisa tumbuh dengan baik. Hal itu lebih kepada bimbingan yang intensif kepada anak-anak semacam siaga. Tapi pada usia penggalang, sudah mulai action. Umpamanya kita menanam: ada biji-bijian, ada bibit-bibitan yang bisa ditumbuhkembangkan dengan cara “Kamu tanam atau ada bibit-bibitan, Kamu kumpulkan kemudian ditanam”, pada saat itu mereka dibimbing, diajak untuk bisa melakukan kegiatan-kegiatan aktif, menanam, dan sebagainya.
Minimal di lingkungannya masing-masing. Jadi tahapan-tahapan yang pertama pengenalan, yang kedua lebih kepada action, kepada kegiatan-kegiatan yang lebih praktis, lebih nyata. Nah, kalau sudah pada penegak dia sudah harus mampu menciptakan lingkungan, sudah harus bisa menganalisa kenapa lingkungan ini rusak, terus harus bagaimana lingkungan ini supaya bisa lebih bagus dan sebagainya. Jadi bukan hanya sekedar menanam saja, bukan hanya mengembangkan saja, tapi sudah berfikir lebih jauh untuk bisa memelihara dengan sebaik-baiknya. Itu ditanamkan kepada anak-anak. Karena kalau umpama anak kecil langsung dik “ini tanah gundul, pohonnya harus dilestarikan”, dia enggak akan ngerti, tapi yang penting dia mengenal saja dulu. Tanaman ini harus dipelihara dengan baik oleh anak-anak siaga itu. Filosofinya bahwa pohon itu juga makhluk hidup, yang kehidupannya harus dipelihara dengan baik. Supaya mereka senang segala macam itu, dengan variasi-variasi, cerita-cerita. Sehingga dia meyakini “oh, betul-betul harus dijaga kehidupan ini”.
Kalau penggalang sudah mulai action melakukan menanam, mengembangkan dan sebagainya. Kalau sudah penegak dan pandega itu, sudah berfikir lebih luas lagi dan menganalisa terhadap lingkungan dan sebagainya.
Rehabilitasi lahan kering dan bagaimana dia menjaga hutan kemudian menghijaukan suatu lahan.

Adakah suatu bentuk komunikasi yang dijalin dari pramuka itu sendiri?

Saya kira tersebar, pembinaan pramuka itu kan tidak hanya di tingkat Kwartir Daerah. Mulai strukturnya itu dari Gugus Depan, kemudian Kwartir Ranting, sampai kepada Kwartir Cabang, baru ke Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional, tahap berjenjang. Mereka melakukan kegiatan-kegiatan di daerah masing-masing di gugus depan. Kalau seumpamanya di desain secara kongkrit apa  itu gerakan kepramukaan, memang luas. Tapi secara fisik, contoh, kami juga melakukan kegiatan di Bumi Perkemahan Jatinangor. Di sana ada satu kegiatan lahan penghijauan, kami bekerja sama dengan dinas kehutanan membuat satu pembenihan, persemaian, dan setelah jadi, kita sebarkan ke daerah-daerah. Ada yang disebarkan melalui dinas, ada juga yang langsung oleh kami. Dan itu gratis diberikan ke daerah-daerah karena kami bekerja sama dengan Dinas Kehutanan. Kemudian di lingkungan bumi perkemahan pun kita juga ada kegiatan-kegiatan yang... ya, kalau umpamanya dikatakan membanggakan diri, kan bukan saya yang menilai, orang lain, tapi Alhamdulillah ada tapaknyalah, kira-kira begitu aja. Dan sekarang kami sedang minta ke pak Gubernur ada lahan konservasi disana seluas 40 hektar, ini pun kami akan coba, bukan dikuasai, dikelola, dihibahkan. Dan kami akan coba cetuskan sebagai hutan nusantara. Dengan  momen Jambore Nasional ini nanti kita harapkan masing-masing daerah membawa bibit-bibit yang tentunya sesuai dengan kondisi di sana, ketinggian  800 meter di atas permukaan laut, jadi nanti disesuaikan. Karena kalau umpamanya tanaman dataran rendah di tanam di sini,dipaksakan juga mungkin tidak jadi, tapi nanti akan diupayakan tanaman-tanaman yang bisa tumbuh disini.
Jadi kalau dikatakan hasilnya, saya tidak bisa mengatakan bahwa pramuka sudah berhasil, karena nanti mana hasilnya? Tapi Alhamdulillah selama ini saya kira sudah ada lah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kepramukaan. Yang nyatanya juga sudah bisa secara pasti kami memberikan distribusi, diberikan ke daerah-daerah. Dan di Kami juga masih banyak bibit-bibit yang belum didistribusikan dan sudah harus ditanam.

Apakah konsep utama sumbangsih kepada masyarakat lebih terfokuskan kepada masalah lingkungan?

Tidak hanya lingkungan, banyak kegiatan yang dilakukan. Dan pramuka itu tidak sempit hanya sekedar bermain, nyanyi-nyanyi dan sebagainya. Tapi justru banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan itu memang kembali kepada pembinanya. Kalau pembinanya kreatif, banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan oleh pramuka. Dengan adanya ke-saka-an, ada tujuh saka, saka itu Satuan Karya. Mulai satuan karya Taruna Bumi, yang menyangkut masalah-masalah pertanian. Satuan karya Wahana Bakti yang menyangkut masalah-masalah kehutanan. Kalau dirinci lagi ada krida-kridanya, ada bagian-bagian yang lebih rinci lagi yang bidangnya terkait dengan masalah ekologi dan penghijauan, ya Taruna Bumi dan Wahana Bakti.
Kemudian kebangsaan, untuk meningkatkan disiplin dan segala macamnya yaitu saka Bayangkara, yang menangani masalah bidang-bidang yang cenderung ke kepolisian. Yaitu masalah-masalah pengamanan, meningkatkan disiplin, ada di saka Bayangkara. Kemudian ada saka Dirgantara, yaitu satuan karya yang membina untuk cinta udara. Kemudian saka Bahari, yaitu laut yang menyangkut masalah-masalah kelautan itu ada di saka Bahari. Kelautan itu tidak hanya berenang, diving dan sebagainya. Tapi juga bagaimana caranya anak-anak ini mencintai bahari, apalagi di daerah dekat pantai. Supaya mereka paling tidak ikut memelihara lingkungan laut. Kemudian ada lagi yang menyangkut masalah lingkungan kesehatan, saka Bakti Husada yang menangani masalah lingkungan
hidup dalam arti bidang kesehatan, lingkungan bersih.Ada satu lagi saka Kencana yang menangani keluarga berencana. Jadi ada tujuh kriteria. Itu saja kegiatan yang paling prinsip, belum lagi kegiatan-kegiatan yang lain seperti bidang teknologi, kegiatan yang sifatnya petualangan, penjelajahan, itu yang banyak dilakukan oleh pramuka. Tentunya tidak lepas dari pembinaan.
Pembinaan mental, pembinaan visual dari anggota pramuka itu sendiri.





Bagaimana penilaian Anda tentang kreativitas para pembina di Jawa Barat?

Relatif, jadi memang kami sampai saat ini juga terus membina para pembina ini. Kenapa? Kami ini, mohon maaf, pembina ini kan semuanya volunteer, sukarela, tidak digaji. Istilahna mah “ya nuhun lah” kira-kira begitu. Tapi kan tidak cukup begitu saja, kalau kita berbicara masalah bagaimana kualitas pramuka di masa yang akan datang, tetap dituntut untuk bagaimana caranya supaya pembina ini, pembina yang berkualitas.
Nah, makanya kami melakukan kegiatan-kegiatan dengan kursus-kursus mulai dari kursus mahir dasar, kemudian kursus mahir lanjutan. untuk memperbanyak pembina-pembina mahir, ya harus. Tentunya ada tingkatnya lebih tinggi lagi, makanya kami membuat kursus pelatih dasar, untuk melatih calon-calon pembina mahir. Kemudian juga kursus pelatih lanjutan.
Itu yang spesifik untuk kaitannya dengan pembinaan para pembina. Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan lain, umpamanya kursus-kursus yang spesifik seperti kursus kehumasan, Kami juga melaksanakan, bekerja sama dengan PR. Dan mungkin dalam waktu yang dekat Kami akan melakukan lagi. Paling tidak anak-anak ini jadi calon-calon jurnalis lah kira-kira begitu. Minimal jurnalis di lingkungannya. Masih banyak lagi kursus-kursus yang menyangkut masalah keterampilan tersendiri.

Masalah apa yang menyurutkan tingkat kreatifitas selain kesukarelaan?

Kembali kepada diri yang bersangkutan. Masuk ke pramuka itu mau apa? Kalau benar-benar niatnya itu adalah pengabdian dan untuk ikut serta membangun bangsa ini, sasireum sabeunjeureun dia akan tahan.
Tapi kalau masuknya ke pramuka itu ada maksud lain apalagi tidak didasari oleh tekad, kemauan, kesukarelaan itu biasanya di tengah jalan mundur. Jadi sekali lagi kembali kepada niat yang bersangkutan.
Niat, tekad, kemauan, idealnya mah sombongnya mah membantu pemerentah haha...
Karena pada dasarnya kami ini membantu pemerintah, kami tidak digaji, kami tidak mendapat apa-apa dari pemerintah, tapi kami mengabdikan diri untuk kepentingan pembinaan generasi muda. Kalau guru barangkali memang jelas dia memberikan pembinaan dengan paling tidak mendapatkan gaji, tapi kalau kami membina anak pramuka, istilahnya, “teu aya nanaon”.
Jadi kalau ditanya sampai sejauh mana sekarang kualitas dari para pembina, kembali kepada tekad daripada yang bersangkutan. Tapi, Alhamdulillah kalau memang mereka itu menyadari betul tentang pentingnya pramuka untuk paling tidak memberikan sumbangsih kepada negara ini, membantu membina anak-anak bangsa ini. Saya kira tidak akan .... Walaupun dengan segala macam kekurangan dan sebagainya, dia itu tetap bertahan. Contoh juga diantaranya guru, disamping mereka mengajar kemudian juga menyisihkan menyiapkan waktunya untuk ikut membina anak-anak negeri ini.
Dan Alhamdulillah, sampai saat ini antusiasme dari para pembina ini masih tetap bertahan. Kalau tidak ada antusiasme dari para pembina mungkin sudah ambruk lah pramuka ini. Alhamdulillah, bukan main, saya merasa bangga sekali bahwa ternyata di setiap daerah, walaupun dikatakan orang mungkin menurun, menurut Saya tidak menurun hanya tidak terlalu nampak saja kegiatannya. Tidak gebyarnya barangkali yang perlu ditingkatkan. Maka saya bersyukur sekali dengan adanya event Jamnas, ini suatu kesempatan untuk meningkatkan
lagi gebyar pramuka di Jawa Barat. Bahkan pak Gubernur pada saat membuka acara Rakerda menyatakan bahwa Jawa
Barat nanti akan menjadi provinsi pramuka. Itu yang menjadi kebanggaan kami, karena dirasakan oleh pak
Gubernur bahwa pramuka ini, kalau saya mengatakan besar sumbangsihnya kepada negara saya ini tidak tahu, tapi paling tidak, ada lah, saya katakan tadi sasireum sabeunjeureun, kami ikut membantu pemerintah dalam rangka pembinaan generasi muda. Makanya pak Gubernur, responnya sangat tinggi, pak Wakil Gubernur juga, kemudian aparatur termasuk dari dinas tarkim juga begitu besar perhatiannya terhadap gerakan pramuka ini yang dibuktikan ke dalam Jambore Nasional. Semuanya menunjukkan semangat yang tinggi untuk membantu menyukseskan Jambore Nasional. Barangkali inilah indikator perhatian dari pemerintah.

Berapa jumlah pembina di Jawa Barat?

Jumlah persisnya saya lupa tapi total kumulatif dari anggota pramuka Jabar itu 3,5 juta, pembinanya saya lupa, ada berapa ratus ribu. Seperti Saya, Saya ini kan pensiunan. Kak Mukhtar juga mantan Bupati Sukabumi waktu itu wakil Kwarda disini, kalau dikatakan pengabdian mungkin terlalu sombong saya ini yah, saya ingin mencoba lah di sisa umur ini tetap bermanfaat.
Apa yang saya bisa lakukan dan kebetulan saya senang di pramuka maka saya coba baktikan. Sepanjang saya ini masih berguna.

Sebetulnya bagaimana menanamkan pengabdian karena untuk menanamkan kepedulian kepada diri pun susah apalagi untuk mengabdi kepada negara?

Itu kembali kepada prinsip dasar dalam pramuka adalah  peduli kepada diri sendiri haha..
Karena itulah pengaruh-pengaruh polusi lingkungan.
Tapi saya yakin kalau kita intens terutama kalau semua pihak mau mendukung dalam kaitannya dengan pembinaan para pembina ini, diawali dari mulai kecil dari siaga, insyaAllah. Dan saya boleh berbangga bahwa hampir semua mereka yang berperan di negara kita itu pramuka. sebagian besar pernah di pramuka. Apakah dia pada saat siaga, atau penggalang, atau juga penegak. Hanya kembali, ada yang full ada yang mungkin haha.. saya terus terang saja mungkin saat ini termasuk yang mencoba lah untuk membangkitkan lagi pramuka di Jawa Barat, bukan berarti tidak bangkit, paling tidak menambah semangat lah, untuk menambah semangat mengenai kegiatan kepramukaan di Jawa Barat ini.
Karena apa? Saya didorong semangat oleh pak Gubernur sebagai ketua Mabida nya, beliau begitu bersemangat untuk melakukan berbagai langkah di dalam upaya pembinaan pramuka ini. Sampai saya tidak terpikirkan kalau beliau mengatakan bahwa ke depan Jawa Barat menjadi provinsi pramuka. Saya ngga pernah terpikirkan tuh, karena waduh bagaimana?. tapi Beliau sudah mencanangkan di dalam rapat, jadi berarti kan punya tekad. Lha, kalau beliau sendiri dikatakan punya tekad masa kita enggak punya tekad. Ini kan sudah diberikan suatu dorongan yang luar biasa. Ini yang saya enggak menduga beliau sampai menyatakan seperti itu. Dan itu belum pernah dicetuskan oleh seorang majelis pembimbing dimanapun, baru ada di Purworejo, Kabupaten Pramuka, Kwarcab, itu bukan Provinsi, tapi Kabupaten.
Tapi ini langsung, pak Gubernur sendiri yang menyatakan dan itu tidak kita bisikki atau berikan bahan, enggak. Langsung secara lisan menyampaikan itu, dan tidak teks, tidak di dalam teks tidak seumpamanya disiapkan. Istilahnya langsung memberikan dorongan, memompa kepada kami-kami. Jadi kalau pembina saya sudah memberikan motivasi seperti begitu, saya kan tidak ada alternatif lain. Ini kaitannya dengan visi Jawa Barat, dan saya sering sampaikan di dalam rangka menunjang visi jawa barat, Jawa Barat ini kan termaju di Indonesia tahun 2010, nah Kami-Kami ini bertekad jangan sampai kami ini membebani yang lain. Kalau umpamanya sektor-sektor lain, bidang-bidang lain maju di tahun 2010 jangan sampai pramuka tidak maju. Kalau pramuka tidak maju, berarti kan kami membebani provinsi Jawa Barat karena pramuka tidak maju. Jadi kalau pak Gubernur sampaikan bahwa visi Jawa Barat itu provinsi yang termaju di Indonesia tahun 2010, makanya pramuka nya juga harus bertekad yang termaju dong tahun 2010. Dengan dinyatakan provinsi pramuka, ini tantangan buat kami untuk bagaimana caranya sudah maju.

Harapan Anda pada Jambore ini, untuk pramuka dan masyarakat?

Iya, tentunya bisa berhasil dengan baik. Berarti baik buat peserta itu sendiri dan termasuk juga buat lingkungan dan lebih umum untuk Jawa Barat. Itu menjadi harapan saya bahwa akan ada dampak positif, khususnya di pramuka bahwa ini lho pramuka, untuk apa gerakan pramuka. Orang begitu besar perhatiannya terhadap gerakan pramuka dengan contoh mereka berupaya untuk datang dari seluruh Indonesia ke Jatinangor ini.
Mereka tidak ada perhatian, toh tidak akan dihukum, mereka tidak mengirimkan juga. Umpamanya, ah saya mah ngga mau ngirim, enggak akan dicatat kok, enggak.
Kenapa yang di papua enggak ada yang ngirim? Enggak akan terus dinilai jelek. Sekarang mah enggak ada istilah seperti dulu kan ada penilaian-penilaian?. Tapi kami berharap bahwa suksesnya ini adalah mereka bisa hadir. Ini tentunya akan ada dampak positif. Dari isi pengiriman saja sudah bisa dilihat, mereka yang dikirim adalah anak-anak yang terbaik. Karena pada kepengen mereka datang ke sini, padahal satu kabupaten hanya 40. kalau satu kabupaten itu ada 100.000 penggalangnya, milih dari 100.000 berarti ada seleksi-seleksi. Tentunya harapan kami apa yang mereka lakukan ini paling tidak, bisa memilih orang-orang terbaik. Dan betul-betul terbaik yang akhirnya menjadi orang-orang yang baik. Kemudian untuk ke Jawa Barat, InsyaAllah dengan pramuka yang banyak bukan membangkitkan, tapi menambah semangat yang lebih tinggi lagi gerakan pramuka di Jawa Barat ini.
Tentunya saya berharap, yang positifnya akan menonjol, karena biar Bagaimanapun juga aturan main, semua norma-norma yang di pramuka itu dari Trisatya dan Dasadarmanya, itu semuanya baik, hanya tinggal pelaksanaannya saja. Insya Allah..***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mulai dari Komentar Sambungkan Silaturahmi...